Aku Dan Tongkat Sailormoön
By : VEyo Anik
Semua berawal sejak tanggal 21 oktober 2007,
dimana aku yang hanya seorang gadis biasa seperti gadis gadis gadis lain
pada umumnya tiba tiba dinyatakan mengidap GCT atau GIANT CELL TUMOR
(Sel raksasa berinti banyak). Dan tepat
sejak hari itulah aku dianjurkan oleh dokter yang merawatku untuk
memakai ‘kruk (Tongkat penopang tubuh), dan kakiku tidak boleh menapak
dan menopang beban tubuhku sendiri karena dikhawatirkan akan patah.
Ketika itu aku belum benar benar menyadari
apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, hanya sebatas merasakan setiap
saat kedua kakiku terasa sakit jika berjalan bahkan kerap begitu
menyiksa dengan rasa ngilu yang menjadi jadi sehingga aku sering
digendong dan dipapah jika harus kontrol menemui dokter dirumah sakit.
Dan belakangan barulah aku menyadari bahwa apa yang menimpaku ini akan
mengubah seluruh jalan hidupku didunia ini yang membutuhkan 10 kali naik
ke meja operasi, bahkan sepotong tulang yang dihinggapi tumor di kakiku
itu diganti dengan tulang dari orang yang sudah meninggal dunia.
Perkenalanku dengan kruk dimulai ketika ada
salah seorang tetangga yang memberikanku sepasang tongkat penopang tubuh
seperti yang selalu aku impikan, karena tongkat itu sudah tidak lagi
digunakan oleh suaminya yang telah meninggal dunia, dan petualanganku
bersama tongkat yang kuberi nama ‘Tongkat Sailormoön itu bisa sedikit
mencerahkan hidupku, karena hanya dengan mengayunkan tongkat saktiku itu
serta mengucapkan sebuah kata ‘mantra yang dapat menyerap kekuatan bulan,
seketika itu aku dapat berubah menjadi seorang ‘gadis super’ penumpas
kejahatan yang akan menghukum dan menghancurkan sel sel tumor yang
tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali di dalam tulang kakiku
ini.
Seketika duniaku yang selama ini terasa kelam
berubah begitu indahnya terutama ketika masih kudapati ada beberapa
orang sahabatku yang sangat perduli dengan keadaanku dan mau menemaniku
kemanapun aku pergi meskipun terlihat sedikit repot karena aku harus
menggunakan tongkat untuk berjalan dan butuh waktu yang lebih lama untuk
sampai ke suatu tempat ketimbang orang normal yang tidak menggunakan
alat bantu untuk berjalan.
Meskipun sepasang tongkat dikedua tanganku ini dapat menarik perhatian banyak orang yang melihat dengan tatapan aneh
karena aku memakai tongkat sedangkan kedua kakiku masih terlihat utuh
dan seperti tidak ada yang salah sama sekali, aku tidak terlalu
memperdulikannya karena pada kenyataannya aku sudah bisa kembali
berjalan kemanapun yang aku inginkan seperti menjelajah ke pasar
Bringharjo, Gembiraloka, bahkan Parangtritis dan nonton di ‘Twenty one
juga oke, tentunya bersama tongkat saktiku ini.
Terimakasih tongkat Sailormoön,,, I Love You.
With Love
- VEyo Anik -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar