Kamis, 13 Desember 2012

Aku Dan Tongkat Sailormoön
 By : VEyo Anik
Semua berawal sejak tanggal 21 oktober 2007, dimana aku yang hanya seorang gadis biasa seperti gadis gadis gadis lain pada umumnya tiba tiba dinyatakan mengidap GCT atau GIANT CELL TUMOR (Sel raksasa berinti banyak). Dan tepat sejak hari itulah aku dianjurkan oleh dokter yang merawatku untuk memakai ‘kruk (Tongkat penopang tubuh), dan kakiku tidak boleh menapak dan menopang beban tubuhku sendiri  karena dikhawatirkan akan patah.
Ketika itu aku belum benar benar menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, hanya sebatas  merasakan setiap saat kedua kakiku terasa sakit jika berjalan bahkan kerap begitu menyiksa dengan rasa ngilu yang menjadi jadi sehingga aku sering digendong dan dipapah jika harus kontrol menemui dokter dirumah sakit. Dan belakangan barulah aku menyadari bahwa apa yang menimpaku  ini akan mengubah seluruh jalan hidupku didunia ini yang membutuhkan 10 kali naik ke meja operasi, bahkan sepotong tulang yang dihinggapi tumor di kakiku itu diganti dengan tulang dari orang yang sudah meninggal dunia.
Perkenalanku dengan kruk dimulai ketika ada salah seorang tetangga yang memberikanku sepasang tongkat penopang tubuh seperti yang selalu aku impikan, karena tongkat itu sudah tidak lagi digunakan oleh suaminya yang telah meninggal dunia, dan petualanganku bersama  tongkat yang kuberi nama ‘Tongkat Sailormoön itu bisa sedikit mencerahkan hidupku, karena hanya dengan mengayunkan tongkat saktiku itu serta mengucapkan sebuah kata ‘mantra yang dapat menyerap kekuatan bulan, seketika itu aku dapat berubah menjadi seorang ‘gadis super’ penumpas kejahatan yang akan menghukum dan menghancurkan sel sel tumor  yang tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali di dalam tulang kakiku ini.
Seketika duniaku yang selama ini terasa kelam berubah begitu indahnya terutama ketika masih kudapati ada beberapa orang sahabatku yang sangat perduli dengan keadaanku dan mau menemaniku kemanapun aku pergi meskipun terlihat sedikit repot karena aku harus menggunakan tongkat untuk berjalan dan butuh waktu yang lebih lama untuk sampai ke suatu tempat ketimbang orang normal yang tidak menggunakan alat bantu untuk berjalan.
Meskipun sepasang tongkat dikedua tanganku ini dapat menarik perhatian banyak orang yang melihat dengan tatapan aneh karena aku memakai tongkat sedangkan kedua kakiku masih terlihat utuh dan seperti tidak ada yang salah sama sekali, aku tidak terlalu memperdulikannya karena pada kenyataannya aku sudah bisa kembali berjalan kemanapun yang aku inginkan seperti menjelajah ke pasar Bringharjo, Gembiraloka, bahkan Parangtritis dan nonton di ‘Twenty one juga oke, tentunya bersama tongkat saktiku ini.
Terimakasih tongkat Sailormoön,,, I Love You.
With Love
- VEyo Anik -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar