Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Media
Dosen Pengampu
: Sigit Purnama, S. Ag, M. Pd
Disusun
Oleh :
1.
Salis Irvan Fuadi (10410005)
2.
Kholifatul Ubaidah (10410032)
3.
Arifudin Hidayat (10410053)
4.
Befika Fitriya Dewi (10410058)
V / PAI D
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Kata televisi berasal dari dua kata, yaitu tele (jauh) dan
vision (pandangan). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah televisi
berarti proses penyiaran gambar (diam atau bergerak) dan suara melalui
gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada pesawat penerima yang
memunculkan gambar tersebut pada sebidang layar.
Menurut istilah teknik televisi merupakan alat untuk mengolah
sinyal gambar dan suara sehingga didapat suatu gambar dan suara yang sesuai
dengan yang dipancarkan oleh pemancar televisi.
Sebelum kita mempelajari prinsip kerja penerima TV, ada
baiknya mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita
lihat dilayar TV. Gambar yang kita lihat adalah hasil produksi dari sebuah
kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi tiga
warna primer yaitu merah (Red) , hijau (Green) , dan biru (Blue)
. Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar TV (Transmitter)
berupa sinyal krominan, sinyal luminan dan sinkronisasi.
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara
yang ditransmisikan bernama sinyal gambar. Gambar dipancarkan dengan system
amplitudo modulasi (AM), sedangkan suara dengan frekuensi modulasi (FM). Kedua
sistem ini digunakan untuk menghindari derau (noise) dan interferensi.
Kedua sinyal informasi diatas dimodulasikan dengan RF Carrier dan
dipancarkan ke angkasa melalui antena.
Ada tiga sistem pemancar TV di dunia, yaitu :
1.
National Television System
Committee (NTSC) digunakan di USA.
2. Phases Alternating Line (PAL) digunakan di Inggris.
3. Sequential Couleur a’Memorie (SECAM) digunakan di
Prancis
Indonesia menggunakan sistem PAL B. Hal yang membedakan sistem
tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa gambar dan pembawa
suara.
Kelompok frekuensi yang ditetapkan untuk transmisi sinyal
disebut saluran (channel) . Masing-masing mempunyai saluran 6 MHz
dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk
penyiaran TV komersial, yaitu :
1.
VHF bidang frekuensi rendah
saluran 2 sampai 4 (47-68 MHz).
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 5 sampai 12 (174 - 230 MHz).
3. UHF saluran 21 sampai 69 (470 – 862 MHz).
B.
Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Secanggih apapun
sebuah media pasti mempunyai kekurangan. Sehingga antara media satu dengan
media yang lainnya saling melengkapi. Televisi yang sekarang menempati posisi
tertinggi dihati masyarakat pun masih mempunyai kekurangan di samping
kelebihannya. Adapun kelebihan televisi adalah:
1.
Bersifat audio visual, artinya televisi dapat memadukan suara dan gambar
yang bergerak. Dalam hal ini televisi mengadopsi radio dan film.
2.
Menguasai jarak dan ruang serta waktu sehingga peristiwa dibelahan bumi
manapun kita bisa melihatnya saat itu juga.
3.
Jangkauan televisi sangat luas
dan cukup besar
4.
Pemberitaan terhadap suatu
peristiwa sangat cepat
5.
Informasi atau berita yang
disampaikan televisi bersifat lebih singkat, jelas dan sistematis.
Sedangkan untuk kekurangan televisi
adalah:
1.
Bersifat transitory, artinya pesan yang disampaikan bersifat sesaat
dan sekilas
2.
Media televisi terikat oleh waktu tontonan.
3.
Televisi tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial
secara langsung dan vulgar. Hal ini
karena massa televisi sangat luas dan heterogen.
C.
Pemanfaatan Televisi sebagai Media
Pembelajaran PAI
Dalam penggunaannya televisi sangatlah mudah untuk digunakan
akan tetapi dalam proses pembelajaran jangan asal pakai saja. Diperlukan adanya
persiapan terlebih dahulu sebelum proses pemebelajaran berlangsung. Hal ini
dikarenakan tidak semuanya anak didik faham akan perbendaharaan kata-kata yang
digunakan dalam materi yang berlangsung di televisi. Kemudian setelah selesai
diadakan kegiatan lanjutan agar semuanya bisa berjalan dengan efektif. Dengan
adanya follow up setelah melihat TV, anak didik akan lebih faham akan pelajaran
tersebut.
Pada tahun 2004, Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar
meresmikan adanya TV-E (Televisi Edukasi), sebuah stasiun televisi di Indonesia
yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan
berfungsi sebagai media pembelajaran masyrakat. Televisi inipun disebut sebagai
Media Pendidikan Jarak Jauh. Dalam sambutannya beliau mengatakan: “sebagai
bangsa yang ingin maju, maka kemnajuan teknologi perlu dimanfaatkan. Hanya saja
itu dilakukan dengan kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihat
dari segi pendidikan”. Pernyataan beliau sangat jelas untuk mengajak seluruh
civitas pendiddikan menggunakan teknologi sebagai bumbu tambahan dalam proses
pengajaran. Disamping agar tidak ketinggalan zaman, pesan ini juga mengandung
bahwa teknologi sangatlah penting dalam dunia pendidikan.
Televisi edukasi ini dirancang untuk mendidik dan
mencerdaskan masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan
menyenangkan. Karena daya jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan
memanfaatkan media pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat
belajar yang cerdas.
Program TV-E ini disiarkan melalui satelit dan dapat diakses
dengan menggunakan parabola. Siaran dilaksanakan selama empat jam dari pukul
07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Sedangkan komposisi programnya
meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30%, pendidikan nonformal 30%,
pendidikan informal 20%, serta informasi kebijakan dan program berupa berita
atau feature 20%. Adanya siaran ini sangatlah membantu guru dan masyarakat
untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok yang nantinya tidak
ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu sendiri.